Rabu, 28 Mei 2014

HORMON ESTROGEN

Hormon Estrogen
  1. Estrogen
Estrogen (atau oestrogen) adalah sekelompok senyawa steroid yang berfungsi terutama sebagai hormon seks wanita. Walaupun terdapat baik dalam tubuh pria maupun wanita, kandungannya jauh lebih tinggi dalam tubuh wanita usia subur. Hormon ini menyebabkan perkembangan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, seperti payudara, dan juga terlibat dalam penebalan endometrium maupun dalam pengaturan siklus haid.
Estrogen juga mengatur siklus menstruasi. Pada kebanyakan wanita, hormon indung telur tidak memainkan peran yang penting dalam gairah seks mereka. Estrogen penting dalam menjaga kondisi dinding vagina dan elastisitasnya, serta dalam memproduksi cairan yang melembabkan vagina. Mereka juga membantu untuk menjaga tekstur dan fungsi payudara wanita.
Hormon estrogen adalah hormon steroid seks dengan 18 atom C dan dibentuk terutama dari 17-ketosteroid androstenedion, juga memiliki struktur kimia berintikan steroid dan secara fisiologik sebagian besar diproduksi oleh kelenjar endokrin sistem reproduksi. Hormon ini dihasilkan oleh Folikel Graaf. Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH.
Estrogen dibagi menjadi dua, yaitu:
·         Estrogen Alami : Estrogen diproduksi oleh folikel ovarium, adrenal dan testis. Merupakan hormon steroid yang memiliki 18 atom kabon dengan cincin-A (aromatik) tidak tersaturasi.
·         Estrogen Sintetis : Senyawa sintetis (buatan) yang mempunyai efek estrogenik kuat bila diberikan secara oral.

Berdasarkan struktur kimia, estrogen yang digunakan dalam terapi dibagi menjadi 2  kelompok, yaitu:
1.      Steroid
Ketiga estrogen alami utama dalam perempuan estron (E1), estradiol (E2), dan estriol (E3). Estradiol (E2) adalah bentuk dominan pada wanita tidak hamil, estron diproduksi selama menopause, dan estriol merupakan estrogen utama kehamilan. Dalam tubuh ini semua diproduksi dari androgen melalui tindakan enzim. Hormon ini merupakan tiga molekul biokimiawi berbeda yang secara alami tubuh memproduksi ketiga molekul estrogen memiliki kegiatan yang berbeda yang membuat mereka lebih atau kurang "estrogenik:".
§   Estrone lebih lemah dari estradiol. Estron dibuat dari lemak tubuh.Dari menarche dengan menopause estrogen utama adalah 17β-estradiol. Pada wanita postmenopause lebih estron hadir dari estradiol. Ia wujud dengan banyak untuk wanita yang putus-haid.
§  Estradiol adalah dihasilkan dari testosteron dan estron dari androstenedion oleh aromatase. Estradiol dibuat dari ovarium, dan memberikan penampilan wanita melengkung mereka.  
§  Estriol hadir dalam jumlah kecil dan sebagian besar dibuat selama kehamilan

2.      Nonsteroid
Berbagai bahan sintetis dan alami telah diidentifikasi yang juga memiliki aktivitas estrogenik.
·         Zat sintetis dari jenis ini dikenal sebagai xenoestrogens.
·         Tanaman produk dengan aktivitas estrogenik yang disebut fitoestrogen.
·         Yang dihasilkan oleh jamur yang dikenal sebagai mycoestrogen

  1. Mekanisme Kerja Hormon Estrogen
1.      Salah satu tujuan hormon estrogen adalah “rahim”. Inilah tempat telur yang telah dibuahi berada, membelah, dan bertumbuh. Pengaruh estrogen menyebabkan rahim mempersiapkan diri bagi kehamilan; ketebalan dindingnya meningkat 3-4 kali dan dikelilingi oleh pembuluh-pembuluh kapiler. Jika pembuahan terjadi pembuluh-pembuluh ini akan mengirimkan gizi yang dibutuhkan.
2.      Di bawah pengaruh estrogen, otot-otot dalam rahim mulai terbentuk dan kekuatannya bertambah. Ini langkah yang diambil untuk melindungi tempat diletakkannya sel telur jika terjadi pembuahan.
3.      Estrogen meningkatkan penimbunan lemak di dalam payudara, pada saat yang sama, memastikan terjadinya pelipatgandaan kelenjar susu.
4.      Pembentukan bagian-bagian tubuh khusus perempuan lainnya juga terjadi sebagai akibat pengaruh estrogen. Estrogen juga menghasilkan suara tinggi khas perempuan dan bukan suara laki-laki.

Pada wanita yang sedang tidak hamil, estrogen diproduksi di ovarium dan korteks adrenal, sedangkan pada wanita hamil estrogen juga diproduksi di plasenta.
Efek dari estrogen adalah menstimulasi proliferasi seluler dan pertumbuhan organ seks dan jaringan lainnya terkait reproduksi. Berikut adalah efek estrogen secara spesifik:
1.      Uterus dan organ seks eksternal
Pada masa pubertas, estrogen diproduksi sekitar 20 kali lipa lebih banyak dibanding masa pubertas. Peningkatan kadar hormon ini bersamaan dengan penimbunan lemak, menyebabkan perubahan-perubahan spesifik aitu pembesaran oarium, tuba fallopi, uterus dan vagina.
2.      Tuba Fallopi
Estrogen juga meningkatkan jumlah dan aktivitas sel-sel silis, yang bereran pentin dalan pergerakan ovum yang telah difertilisasi
3.      Payudara
Estrogen menyebabkan perkembangan jaringan stromal pada kelenjar payudara, pertumbuhan sistem duktus, serta deposisi lemak. Lobulus-lobulus dan alveoli berkembang menjadi lebih luas.
4.      Sistem Rangka
Estrogen menghambat aktivitas osteoklassehingga mengurangi penyerapan osteosit dan menigkatkan pertubuhan tulang. Estrogen juga mengakibatkan penyatuan epifisis pada tulang tulang panjang
5.      Deposisi protein
Estrogen menyebabkan peningkatan protein total tubuh, hal ini dibuktikan oleh keseimbangan nitrogen yang lebih positif setelah pemberian estrogen.
6.      Metabolisme tubuh dan deposisi lemak.
Estrogen meningkatkan laju metabolik tubuh, selain itu estrogen juga meningkatkan jumlah lemak subkutan dan mendeposisinya pada daerah-daerah tertentu seperti payudara, dll.



7.       Kulit
Estrogen menyebabkan kulit wanita memiliki tekstur yang lembut dan halus namun lebih tebal jika dibandingkan dengan kulit anak-anak. Selain itu estrogen juga menyebabkan kulit menjadi lebih vaskular.
8.      Kesetimbangan elektrolit

Estrogen menyebabkan retensi air dan sodium oleh tubulus-tubulus ginjal.

Daftar Pustaka

1.      http://fisiologi-dian.blogspot.com/p/sekresi-hormone-ovarium.html
2.      http://fitrihanaviah.blogspot.com/2013/11/makalah-farmakologi-hormon-progesteron.html
3.      http://id.harunyahya.com/list/type/1/name/Buku/?type=&category=&orderBy=1&s=keajaiban+hormon
4.      http://id.wikipedia.org/wiki/Estrogen



Selasa, 27 Mei 2014

HORMON TESTOSTERON

HORMON TESTOSTERON

A.    Sel/jaringan/organ penghasil testosteron

Testosteron adalah hormon steroid dari kelompok androgen.Penghasil utama testosterone adalah testis pada jantan dan indung telur (ovari) pada betina, walaupun sejumlah kecil hormone ini juga dihasilkan oleh zona retikularis korteks kelenjar adrenal. Hormon ini merupakan hormone seks jantan utama dan merupakan steroid anabolik. Baik pada jantan maupun betina, testoren memegang peranan penting bagi kesehatan. Fungsinya antara laina dalah meningkatkan libido, energi, fungsiimun, dan perlindungan adaterhadaposteoporosis. Secara rata-rata, jantan dewasa menghasilkan testosterone sekitar duapuluh kali lebih banyak dari pada betinadewasa. (Pearce, Evelin C. 2010).

B.    Struktur dan sifat kimia
Testosteron hormone utama pada testis, hormone ini disentesa dari androstenedion yang disekresikan oleh korteks adrenal. Androstenedion juga terteron, namun jalur ini kurang berperan penting pada manusia. Dehidroepiandrosteron dan androstenedion kemudian berubah menjadi testosteron.sekresi testostero berada dibawah kendali LH, dan mekanisme  LH dalam merangsang sel Leydig adalah melalui peningkatan pembentukan CAMP melalui reseptor berbentuk ular dari LH dan GAMP siklik meningkatnya pembentukan kolestroldari ester kolesteril dan perubahan kolesteril menjadi pregnenolon melalui aktivitas protein kinase A.
Kristal-kristal testosterone berbentuk jarum-jarum dengan titik lebur 115oC. Testosterone tidak larut dalam air, tetapi larut dalam alhohol, eter, dan pelarut organic lain. Hormone ini membentuk ester dengan asam asetat, asam butirat, asam palmitat, asam benzoat. (Sumardjo, Drs.Damin. 2006).


C.    Mekanisme pelepasan
Kolesterol sebagai bahan dasar untuk biosintesis berasal dari plasma darah dalam bentuk LDL dan sebagian disintesis didalam sel Leydig. Masuknya kolesterol LDL adalah melalui penangkapan kolesterol LDL reseptor pada permukaan sel Leydig. Jalur sintesis testosterone adalah melalui pregnenolon kemudian diubah menjadi 17-OH-prognenolon, berubah lagi menjadi androstenediol dan akhirnya tersintesin testosterone. (Guyton and Hall.1997).

D.     Sel/jaringan/organ target
Sebelum testosterone menjadi bioaktif biasanya androgen ini harus diubah terlebih dahulu menjadi dihidrotestosteron pada sel-sel “target”. Androgen pada umumnya sangat dibutuhkan untuk perkembangan sifat-sifat seks primer maupun sekunder pada laki-laki.
Testosterone sebagian besar disekresikan oleh sel Sertoli didalam jaringan testis yang berada diantara jaringan-jaringan interstitial yang hanya merupakan sekitar 5% dari seluruh jaringan testis.


E.    Mekanisme kerja pada sel/jaringan/organ yang bersangkutan
Pada laki-laki, testosteron disintesis terutama dalam sel Leydig. Jumlah sel Leydig pada gilirannya diatur oleh luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH). Selain itu, jumlah testosteron diproduksi oleh sel Leydig yang ada di bawah kendali LH, yang mengatur ekspresi 17-β hidroksisteroid dehidrogenase. (Payne AH, O'Shaughnessy P.1996). Jumlah testosteron disintesis diatur oleh sumbu hipotalamus-hipofisis-testis. (Swerdloff RS, Wang C, Bhasin S. April 1992).  Ketika kadar testosteron rendah, gonadotropin-releasing hormone (GnRH) dilepaskan oleh hipotalamus, yang pada gilirannya merangsang kelenjar hipofisis untuk melepaskan FSH dan LH. Kedua kedua hormon merangsang testis untuk mensintesis testosteron. Akhirnya, meningkatkan kadar testosteron melalui umpan balik negatif lingkaran bertindak pada hipotalamus dan hipofisis untuk menghambat pelepasan GnRH dan FSH / LH.

F.    Respon sel/jaringan/organ target
Mekanisme inter selular dasar dari kerja testosterone dihasilkan dari peningkatan kecepatan pembentukkan protein dalam sel-sel target. Hal ini dipelajari secara ekstensif dalam kelenjar prostat, salah satu organ yang paling di pengaruhi oleh testosteron. Dalam kelenjar ini, testosterone memasukki sel dalam waktu beberapa menit setelah disekresikan, kemudian diubah, di bawah pengaruh enzim-enzim intra selular 5-alpha-reduktase, menjadi dihidrotestosteron, dan berikatan dengan sebuah “protein reseptor” sitoplasma. Penggabungan ini kemudian bermigrasi kedalam nukleus di mana terjadi lagi pengikatan dengan sebuah protein dan menginduksi proses transkripsi DNA-RNA. Dalam waktu 30 menit, RNA-polimera setelah menjadi aktif fan konsentrasi RNA mulai meningkat dalam sel ; keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan yang progresifdari protein sel. Setelah beberapa hari, jumlah DNA dalam kelenjar juga meningkat dan bersama dengan itu juga terdapat peningkatan jumlahs el-selprostatik.
Oleh karena itu, testosterone sangat merangsang pembentukkan protein secara umum dimana saja dalam tubuh, walaupun peningkatan protein yang lebih khusus dalam organ-organ “target” tersebut berperan pada perkembangan sifat seksual sekunder. (Guyton and Hall.1997).

DAFTAR PUSTAKA
1.      Guyton and Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 1997. EGC Penerbit Buku Kedokteran.
2.      Sumardjo, Drs.Damin. Pengantar Kimia, Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran. 2006. Penerbit Buku Kedokteran EGC
3.      Pearce, Evelin C. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. 2010. PT Gramedia Pustaka Utama.
4.      Payne AH, O'Shaughnessy P (1996). "Structure, function, and regulation of steroidogenic enzymes in the Leydig cell". In Payne AH, Hardy MP, Russell LD. Leydig Cell. Vienna [Il]: Cache River Press. pp. 260–285.
5.      Swerdloff RS, Wang C, Bhasin S (April 1992). "Developments in the control of testicular function". Baillieres Clin. Endocrinol. Metab. 6 (2): 451–83. Yoseph Indrayanto. Andropause.
6.      http://fk.uns.ac.id/static/resensibuku/ANDROPAUSE.pdf. (5 Mei 2014, pukul 7:49)
7.      http://eprints.undip.ac.id/29353/3/Bab_2.pdf  (5 Mei 2014, pukul 8:14)

HORMON SEROTONIN

HORMON SEROTONIN

Hormon serotonin diproduksi di saluran pencernaan di kelenjar pineal, sistem saraf pusat, dan platelet darah (Christian Nordqvist,Farabi). Serotonin terdapat juga dalam fleksus mienterikus dan bersikularsi sebagai hormon. Serotonin sering juga disebut 5-HT atau 5-hydroxytryptamines (serotonins) adalah neurotransmitter monoamine. Berasal dari neuron jauh di dalam garis tengah batang otak. Karena neuron profil difus seluruh otak, serotonin dapat mempengaruhi berbagai fungsi otak. Hal ini juga berinteraksi dengan banyak neurotransmiter lain, baik secara langsung melalui neuron yang menggunakan kedua serotonin dan neurotransmitter lain, atau dengan serotonin neuron mempengaruhi neuron yang terutama menggunakan pemancar lainnya. Neurotransmiter ini terlibat dalam regulasi suasana hati dan nafsu makan dan berperan adalah berbagai fungsi lainnya dalam SSP dan PNS. Ada 4 subtipe reseptor utama yang didistribusikan keseluruh otak dan medula spinalis :
1.      5-HT1
2.      5-HT2
3.      5-HT3
4.      5-HT4
Reseptor 5-HT1 dibagi menjadi 5-HT1A-1E. Dimana reseptor 5-HT1D banyak terdapat pada pembuluh darah serebral, dimana hormon ini memperantai vasokontriksi. (David Rubeinstein, Kedokteran Klinis, 2005)
Hormon ini berfungsi mengontrol mood atau suasana hati, nafsu makan dan tidur.
Kelebihan hormon serotonin bisa menyebabkan kegelisahan, kebingungan, peningkatan denyut jantung, pupil melebar, kehilangan koordinasi otot, berkeringat, diare, sakit kepala, menggigil, mual, muntah, kejang, demam tinggi, detak jantung tak teratur, gerakan tidak terkendali dan hilangnya kesadaran. Kekurangan hormon serotonin dapat menyebabkan kecemasan, tertekan, fobia, pesimistis, gelisah, tidak percaya diri, mudah marah, gangguan tidur, PMS, sakit kepala dan sakit punggung.


A.    Stuktur Hormon Serotonin
Rumus molekul Serotonin C10H12N2O

Dapat mempengaruhi perilaku bisa dijelaskan melalui fungsi  senyawa kimiawi zat pengantar saraf dalam otak (neurotansmiter) yang bertugas menyampaikan pesan dari satu sel ke sel yang lainya. Zat pengantar saraf ini sangat sensitive terhadap asupan gizi karena akan langsung mengubah kosentrasi  hormon-hormon serotonin, norepineprin, dan dopamine.
Hormone serotonin merupakan zat penghantar saraf yang berpengaruh terhadap munculnya perasaan nyaman dan optimis, relaksasi, perasaan bugar, kemampuan memfokuskan konsenrtasi, dan perhatian, dorongan untuk makan dll. Namun reaksi tersebut sangat bergantung pada konsentrasi serotonin. Kadar serotonin berlebihan justru dapat menimbulkan perasaan cape dan malas. Sebaliknya jika rendah justru dapat mengakibatkan perasaan tertekan, susah tidur, sulit konsentrasi. Gejala tersebut sering teramati dengan munculnya gangguan kardiofaskular seperti dada berdebar-debar, sesak nafas, gangguan makan, gangguan tidur.

A.    Mekanisme Kerja
Banyak asam amino yang berfungsi sebagai neurotransmiter atau di ubah menjadi senyawa lain yang berfungsi sebagai neurotransmitter. Secara umun neurotransmitter dibentuk di terminal prasinaps akson. Banyak neurotransmitter disimpan di dalam vesikel kemudian dibebaskan akibat adanya berubahan trasier potensial listrik disepanjang akson. Neuotortansmiter berkaitan dengan reseptor pascasinaps, mencetuskan implus saraf di neuron ini. Neurotransmitter kemudian diserap oleh terminal pascasinaps. (Dawn B, 2000)   
 Sel-sel otak memproduksi zat kimia penghantar saraf tersebut dari asam amino suatu zat gizi sederhana yang menjadi kompenan protein. Ada dua zat asam amino yang berperan dalam pembentukan zat kimia penghantar saraf dalam otak yang mempengaruhi suasana hati dan perilaku yaitu triptofan dan tirosin. Asupan tritofan oleh tubuh akan diubah menjadi serotonin, satu-satunya asam amino esensial yang dapat diubah oleh tubuh menjadi serotonin.  Yang dimaksud dengan asam amino esensial yakni asam amino yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh kita sehingga sumbernya harus diperoleh dari luar, yakni melalui makanan yang dikonsumsi. produksi serotonin di dalam tubuh sebanding dengan jumlah tryptophan yang diserap oleh usus.  Selain itu, penyerapan tryptophan di usus dipengaruhi oleh keberadaan kalsium pada saat yang bersamaan.  Kalsium akan meningkatkan jumlah tryptophan yang diserap oleh usus. (Amarullah,Good Mood Food, 2007)
Sedangkan asupan tirosin di uban menjadi norepinefrin dan dopamine. Kadar serotonin cukup dengan mengkonsumsi makanan yang kaya karbohidrat antara lain nasi, ubi-ubian, pasta, kentang, serta sayu-sayuran yang berserat tinggi terutama sayuran hijau dan polong-polongan. (Amarullah,Good Mood Food, 2007).
Asupan karbohidrat meningkatkan penyerapan asam aminotritofan yang akan diubah menjadi hormone serotonin di dalam otak. Kira-kira 30 menit setelah penyerapan karbohidrat perasaan kita akan menjadi lebih tenang dan rileks. Dan ini berlangsung beberapa jam setelahnya, selama konsentrasi masih optimal. Untuk meningkatkan kesediaan tirosin di dalam otak santaplah makan sumber protein seperti ikan dan hasil laut lainnya, daging sapi tanpa lemak, daging, dan telur ayam kampung, yogurt, kacang-kacangan. Asupan tirosin akan di ubah menjadi hormone norepineprin dan dopamine. Hanya dengan mengkonsumsi  50 gram sumber protein anda akan bertenaga.
Uniknya meskipun serotonin otak di bentuk oleh asam amino tritofan, menkonsumsi makanan protein justru menurunkan konsentrasi tritofan dalam darah. Jadi walaupun dapat menaikan kadar norepinefrin dan dopamin, mengkomsumsi karbohidrat juga mengakibatkan efek turunnya produksi serotonin dalam otak. Kabar baik untuk kita bahwa ternyata produksi serotonin di dalam tubuh sebanding dengan jumlah tryptophan yang diserap oleh usus.  Selain itu, penyerapan tryptophan di usus dipengaruhi oleh keberadaan kalsium pada saat yang bersamaan.  Kalsium akan meningkatkan jumlah tryptophan yang diserap oleh usus.
Dalam hal fungsi tubuh, serotonin juga mempengaruhi fungsi sistem kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah), otot, dan berbagai elemen dalam sistem endokrin. Serotonin juga berperan dalam keadaan melahirkan dan produksi susu pada wanita hamil.

DAFTAR PUSTAKA

1.      H. Siregar Amarullah, 2007 “Good Mood Food”, edisi 1, Jakarta: Gramedia
2.      Rubeinstein David, 2005 “Kedokteran Klinis”, Jakarta: Erlangga
3.      Marks Dawn, D. Marks Allan, M. Smith Collen, 2000 “Biokimia kedokteran Dasar” Jakarta: Buku Kedokteran
4.      http://health.detik.com/read/2010/04/19/164314/1341274/766/10-hormon-penting-tubuh-manusia
5.      http://www.psychotropical.com/index.php/serotonin-toxicity
6.      http://www.neuromics.com/ittrium/visit/A1x66x1y1x85b1x1x9cy1x6217x1x96y1x160dx1x82
7.      http://www.forumsains.com/biologi/serotonin/